Showing posts with label kusuka. Show all posts
Showing posts with label kusuka. Show all posts

Sunday, 18 January 2015

Tuhan, Maaf

24 jam adalah jatah yang sama untuk masing-masing kita. Sebagian orang mampu menyelesaikan kewajibannya dengan sempurna, sementara yang lain tertatih mengeja tugas hingga batas waktu. Yang tertatih inilah mereka yang keluar tergesa dari pagi dan tumbang di malam harinya. Aktivitas padat, mengerjakan ini dan itu. Tapi rasanya masih saja tak kunjung selesai.
—-
Tuhan, maaf kami sedang sibuk. Mengejar dunia dan melupakan-Mu. Shalat kami lalai dan terseok di akhir waktu. Ngaji apalagi, hilang di memori kapan membacanya terakhir kali. Yang kami ingat hanya jadwal padat sedari mata baru saja terjaga pagi. Selalu saja pada akhirnya, kami lelah mengejar dunia. Yang tak sudah-sudah. Apa mungkin, ini tandanya berkurang berkah?
—-
Ah, na’udzubillah.

Monday, 23 December 2013

Menikmati Diam

Kunikmati diam bila kau pun menulis tentangnya. Kau dapat tetap mendengarku, walau aku membisu. Aku sedang berjalan pergi, namun aku tetap punya arti. Maka lidahku tetap beku.
Sesederhana itu.

Aku akan mencari arah angin yang baru. Untuk membawaku sampai rindu. Menatap wajah langit yang melukis biru.

Diam lebih menyenangkan. Dan tentu saja menenangkan

Monday, 4 November 2013

Cerita Seribu Kunang-Kunang

Potongan puzzle yang indah menemui keluarga yang amat menggugah. Mulai dari pimpinan lembaga, penulis buku, founder komunitas dan gerakan sosial, wirausaha calon usahawan muda dan sungguh masih banyak lagi.

Setelah ini saya akan ulas materi-materi menggugah yang sukses membuat kami tercengang lalu menanyai diri, saya sudah berbuat apa?

"Jangan menyerah, sebelum gagal dua puluh satu kali." (Ayah Elmir)

Hingga saat kita kembali jumpa, untuk saling bertukar cerita. Mari terangi Indonesia kita dengan sinar, kunang-kunang :)

Hari pertama saat kembali menjejak Malang
untuk melanjutkan dan mencipta barunya karya-karya
usai mengikuti Forum Indonesia Muda 15
di bumi Cibubur


salam hangat,
Fildzah Amalya

Sunday, 3 November 2013

Belajar dari Bandara

#Sering membeli yang tak benar-benar kita butuhkan. Saat melihat sepotong donat dan cappucino yang benar-benar utuh tak dimakan lalu berujung pada tong sampah

#Sungguh berbeda suasana duduk di stasiun dengan ruang tunggu bandara. Di bandara orang-orang sibuk dengan gadget masing-masing, bahkan anak-anak. meski mereka duduk bersebelahan, menguatkan dugaan banyaknya orang yang semakin individual. Di tengah riuhnya stasiun, orang-orang ramai saling bertukar sapa, salam dan cerita.

#Profesional adalah bekerja sesuai tepat, karena ada hak dan urusan orang pada diri kita. Pun sebaliknya. Sebuah maskapai delay boarding bahkan sampai tiga jam di beberapa kota dalam waktu yang sama. Mau tidak mau para penumpang harus menunggu, dan semua tanpa ganti rugi.

#Lakukan yang kau tahu. Bila tak tahu, maka cari tahu-lah

*randomcontemplation*

Sore ini dalam penantian boarding Jakarta menuju Surabaya, malam pekan awal November. Tidak selamanya membosankan, kita makin bisa merenung dalam-dalam saat menunggu. Diiringi instumen lagu yang tak saya kenal, tapi entah di kepala justru memutar lagu Laskar Pelangi. Fiuh, sepertinya baru saja bergelora rindu pada keluarga kunang-kunangku :')

Sunday, 5 May 2013

Life

Life's not getting any easier, dear :3

Bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS Al Insyirah). Kalau dicermati kata-katanya, kemudahan itu bukan setelah kesulitan loh, tapi bersama. Sehingga bila kita menemui masalah, yakinlah dengan sebenar-benarnya bahwa jalan keluarnya selalu ada.

Lalu nikmati hidup ini, karena memang selayaknya begitu.
Agar tak layaknya keledai yang bekerja.

Friday, 12 April 2013

More than


Dear myself, you know that she’s really come!
Not just giving a book and a bundle of question-try out. More than that, she comes with a bunch of spirit and delivers it to me. She told me everything. Her activity, the hectic sensation of medical study, research, lecturer… But if just she did it, everything will looked interesting. Surely, she has also said that I CAN, then hugged me.
Yeah, sisterhood is sweet. You may not be able stay along in her side, but your smile and advice means everything.
;’)

NB:
big thanks for Mba Nofi Nurina. Maaf karena saya membuatnya repot mengantar slide dan soal Tropmed ke rumah malam-malam, padahal beliau baru saja pulang menjenguk dosen yang habis sakit, dr.Loeki. Beliau begitu tulus, dan saya merasakannya. “Semangat!”, katanya untuk ujian Tropical Medicine saya esok hari. Bismillah.

Wednesday, 10 April 2013

Anak Prajurit

“Menyerah itu bukan gaya hidup anak TNI”

---

Tertawa saya membaca kalimat yang satu ini di Display Picture salah seorang teman jejaring sosial. Ah, lucu saja menyadarinya.
Ya, menjadi anak dari seorang prajurit negara itu Subhanallah banget. Disiplin dan atmosfernya terasa sekali. Tegas, disiplin serta sedikit otoriter. Haha. Tapi seiring waktu dan bertambah dewasa anak-anaknya, ayah bertransformasi menjadi pemimpin keluarga yang sangat demokratis.
Sekarang, kalau lelah menerpa atau rasanya ingiiiin saja lari dari masaah.. Hmm, ingat lagi kalau ayah ga pernah ngajarin dan mendidik anak-anaknya dengan sikap seperti itu. Jadi, menyerah itu ga ada di dalam kamus hidup kita dan saya tak pernah dibesarkan dengan sifat itu.

Jadi, lagi-lagi saya mesti menyemangati diri… Maju terus! *go go Fildzah* \m/

Monday, 18 March 2013

well done

okay, lately i do like using english in my daily conversation

lovely,
practice makes perfect! :D

Wednesday, 9 January 2013

jargon

ini cita-cita saya. amiin ya Rabb ^___^b

dari vekky :*

Let's do our best for one another ^^ for us..


Sorry for being a bad friends for this whole time, but I'll try my best ^^
and thanks for always stay right next to me~
may god bless us ^^
Uhibukunna fillah :*

:x:x:x
A fake friend will take your secrets to others, A true friend will take your secrets to his grave.

Tuesday, 8 January 2013

Kurcaci Muda


Hey dik,
Bukankah kau temui sebanyak cinta
Dalam rona bianglala
Dalam dua bola matamu ada mentari
Yang terang menyala-nyala
Bersama semangat yang kau bagi
Setiap pagi

Hey dik,
Dan semua tanya yang terlontar
Serasa dahaga yang tak berkesudahan
Selalulah seperti itu
Dengan begitu kau begitu ingin tahu

Hey dik,
Pun bersiaplah menjadi kakak
Bagi adik-adikmu kelak
Tapi ingatlah bagi kakak-kakakmu
Engkau tetaplah adik

Selalu…
Seperti yang disampai kakak kita
“Mumpung masih muda”

Dalam dekap langit cinta, 7 Januari 2012
#karena kita saudara

Wednesday, 12 December 2012

Tipe Kepribadian: Pemikir Analitis


Tipe Pemikir Analitis adalah orang-orang pendiam dan tidak banyak bicara. Mereka suka menggali hingga ke dasar masalah – rasa ingin tahu adalah dorongan terbesar mereka. Mereka ingin tahu apa yang menyatukan dunia jauh di dalamnya. Mereka tidak butuh lebih banyak untuk kebahagiaan mereka karena mereka adalah orang,orang yang rendah hati. Banyak ahli matematika, filsuf, dan ilmuwan merupakan tipe ini. Tipe Pemikir Analitis tidak suka kontradiksi dan ketidaklogisan; dengan kecerdasan mereka yang tajam, dengan cepat dan menyeluruh mereka menangkap pola, prinsip, dan struktur. Secara khusus mereka tertarik dengan sifat mendasar segala hal dan penemuan-penemuan teoritis; bagi mereka, tidak penting apakah mereka harus menerjemahkannya menjadi tindakan-tindakan praktis atau membagi pemikiran mereka kepada orang lain. Tipe Pemikir Analitis suka bekerja sendiri; kemampuan mereka untuk berkonsentrasi lebih menonjol dibanding tipe kepribadian yang lain. Mereka terbuka dan tertarik pada informasi baru. 

Tipe Pemikir Analitis hanya memiliki sedikit ketertarikan pada masalah sehari-hari – mereka selalu agak seperti „profesor linglung“ yang rumah dan tempat kerjanya berantakan dan hanya mengkhawatirkan diri sendiri dengan hal-hal dasar seperti kebutuhan fisik ketika hal itu menjadi sangat tidak bisa dihindarkan. Pengakuan atas karya mereka oleh orang lain juga memegang peranan penting bagi mereka; secara umum, mereka cukup mandiri dalam hubungan sosial dan sangat mengandalkan diri sendiri. Oleh karena itu tipe Pemikir Analitis sering memberi kesan kepada orang lain bahwa mereka arogan atau congkak – terutama karena mereka tidak ragu untuk melontarkan isi kepala mereka dengan kritik mereka yang biasanya pedas (sekalipun beralasan) dan rasa percaya diri mereka yang tak tergoyahkan. Orang-orang di sekitarnya yang tidak kompeten tidak akan lolos dengan mudah dari mereka. Namun barangsiapa berhasil memenangkan rasa hormat dan ketertarikan mereka akan mendapatkan orang yang jenaka dan sangat cerdas untuk diajak berbincang. Pasangan yang membuat seseorang takjub dengan pengamatannya yang tajam dan selera humornya yang getir.

Butuh waktu sebelum tipe Pemikir Analitis bisa berteman, namun biasanya mereka akan berteman seumur hidup. Mereka hanya butuh sedikit orang di sekitar mereka. Kemampuan yang paling penting bagi mereka adalah kecocokan dan dengan demikian memberi mereka inspirasi. Kewajiban sosial yang terus-menerus dengan cepat membuat mereka jengkel; mereka butuh banyak waktu sendiri dan sering menarik diri dari orang lain. Pasangan mereka harus menghargai ini dan mengerti bahwa ini bukan karena kurangnya kasih sayang. Begitu mereka sudah memutuskan menyukai seseorang, tipe Pemikir Analitis adalah pasangan yang setia dan dapat diandalkan. Namun demikian, Anda jangan mengharapkan romansa dan ekspresi perasaan berlebih dari mereka dan mereka jelas akan lupa ulang tahun pernikahan mereka. Namun mereka selalu siap menyambut malam yang diisi dengan perbincangan menggairahkan dan segelas anggur lezat!


source: http://www.ipersonic.net/id/15.html

Friday, 9 November 2012

calling


Sore ini saat tetes-tetes hujan mengatur ritme untuk berhenti
Aku merindukan sebuah panggilan
...
Hanya ingin ditanya kabar oleh adik-adik
Ingin dengar suaranya saja, bergurau ala kami bertiga

#dan mendadak saya menjadi amat melankolis :)

Wednesday, 31 October 2012

#takbir

dan besarkanlah asma-Nya, gelorakan semangat berbuncah dalam dada
sepenuh jiwa, bertakbirlah!

Allahu Akbar!

Tuesday, 2 October 2012

Sebagian keluarga luar biasa saya di FKUB

2011, saudara PSDM BEM Nusantara
(Up Grading BEM: mas Dana, mas Agung, Yoga, Wahyu, Yoga Angga, mba Lely, saya, mba Yayuk, Dedy)

2012, punggawa PSDM BEM Semesta
(Temu perdana: Faathir, Afiyf, Anggadha, Wim, Alif, Alfan, saya, Windi, Nandi, Chacha, mba Yayuk, mba Icot -minus Ida dan Farid yang waktu itu belum bisa datang)

Mereka menjadi tempat saya telah dan sedang mempelajari banyak hal. Yang tak hanya sebagai rekan kerja
tapi juga sebagai keluarga... Kita, Pantang menyerah-Solutif-Dedikatif-Motivatif!

insya Allah :)

Thursday, 20 September 2012

Belajar

"semoga lancar ya ujiannya. Semangat! Belajar itu proses yg layak dinikmati :3"

dan begitulah pesan seorang kakak, sebelum aku ujian Faal Cardiology besok.
*manggut-manggut*
daleeeem ya, bukan beban. Ini kebutuhan dan hal yang menyenangkan...

Let's study \m/

Wednesday, 12 September 2012

Saat Berbicara


“Zah, belajarlah untuk menyampaikan sesuatu. Terbuka kalau ada pikiran ataupun masalah. Jangan pendam sendiri karena itu sifatnya kronis.”
Jadi ungkapkan apa yang kamu pikirkan, rasakan atau rencanakan. Agar orang lain paham, dan kamu tidak perlu memendamnya sendirian.


#belajar berbicara di saat yang tepat dan tak sekedar menjadi “pengamat”

Lelaki itu


Di kala kanak-kanak dulu, saat demam hingga malam hari biasanya aku merengek karena merasa tidak nyaman. Jika ibu akan bolak-balik menghampiri seraya mengganti kompres dengan wajah terlihat cemas. Maka, dengan suaranya yang berwibawa ayah akan bilang, “Anak ayah gapapa kok”. Lalu ia akan meletakkan punggung tangannya di keningku sambil berucap, “Sini, biar panasnya menular ke Ayah aja..”. Dan kata-kata ayah bikin aku yakin segera sembuh.

Ayah seorang didikan militer, dan itulah sebabnya beliau punya kepribadian amat tegas. Tak terkecuali pada anak-anaknya. Sejujurnya saat kecil aku merasa sangat takut pada ayah. Karena seringnya bertengkar sama adik, maka akulah yang kerap menjadi “sasaran” nasihat, bahwa seorang kakak harus mengalah dan jadi contoh.

Ia yang selalu mengungkapkan kebanggaannya dengan bilang, “Siapa dulu dong, anak ayah!”. Tapi oh tapi, kalau marah pun tak main-main (dan marahnya selalu dengan alasan dan tentunya sebagai tanda sayang)
Bahkan cara menjawab panggilan orang lain pun beliau ajarkan. Engkau cukup dipanggil satu kali, keduanya adalah teguran dan jangan sampai ke panggilan ketiga. Jawab minimal dua kata, “Ya, yah..” atau “Ya. Bu..” dan seterusnya.

Waktu ayah jadi imam shalat, maka bacaan favoritnya adalah ayat kursi. Makanya aku jadi familiar sama ayat ini.

Dan sejak terpisah jarak, maka setiap malamnya ayah akan menelefon ke rumah meski hanya bertanya kabar atau “Gimana sekolahnya, nak?”

Ya, tiap ayah punya cara mengungkapkan rasa cinta pada anaknya.

Dan seperti malam ini, “Gimana sayang, ada kabar?” katanya di ujung telefon.