Sunday, 31 March 2019

[ GAME LEVEL 1 ] Day 4 Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Hari keempat game Komunikasi Produktif hari ini membuatku tertefun. Pasalnya hari ini waktuku di rumah bertatap langsung dengan orangtua dan adik di rumah singkat sekali. Hmm..

Sepagi ini, sudah bersiap untuk mengikuti seminar kedokteran dari pagi hingga lepas ashar. Adik berangkat ke kampus, ayah dan ibu jogging di Car Free Day (CFD). Pulang ganti baju, langsung berangkat pengajian pekanan hingga maghrib. Lalu pulang lagi-lagi untuk gantinbaju dan bersiap berangkat dinas malam sebelum isya.

Maka PR saya berikutnya adalah membangun komunikasi produktif sekalipun di waktu yang singkat. Agar interaksi kami berkualitas tentunya.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Saturday, 30 March 2019

[ GAME LEVEL 1 ] Day 3, Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Kemarin saat dinas malam di Rumah Sakit, ada salah seorang pasien di antar orangtuanya datang. Gadis kecil 5 tahun yang mengamuk hingga menjelang saya datang.

Saya sapa pelan, "Halo, namanya siapa". Sejurus si gadis diam sejenak menatap saya tajam. Ibu di sampingnya berujar, "Itu ditanya dokter siapa namanya, Nak". Tapi si anak langsung memukul ibunya dan kembali berteriak.

Ya, menemui anak yang takut kepada tenaga kesehatan itu kerap saya temui beberapa kali. Kuncinya sebenarnya sama seperti menghadapi pasien lain. Jujur. Jangan sampai anak merasa dibohongi.

Nah jadi daripada saya bilang "Nak, ga akan disuntik, ga akan diapa-apain kok".. Maka saya pilih, "Oke sekarang Bu dokter ingin adek diam dulu, biar ibu dokter dengar suara paru-parunya". Lalu karena masih juga ia mengamuk, saya tambah "Kalau masih nangis, nanti ga kedengaran nafasnya sayang". Perlahan tangisnya reda meski masih sesenggukan. Dengan cepat saya letakkan diafragma stetoskop di dadanya. Oke, aman. Barulah saya berujar, "Bagus ya, karena kita bekerjasama dan kamu lebih tenang."

Saat si anak dan orangtuanya sedang menunggu obat diracik dan ia telah sepenuhnya tenang, saya hampiri sambil usap kepalanya, "Nah, tak apa kan? Nanti minum obat, lekas sembuh ya"

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Friday, 29 March 2019

[ GAME LEVEL 1 ] Day 2, Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Memasuki hari kedua game level 1 kelas Bunsay. Setelah satu hari sebelumnya, saya dan adik perempuan semata wayang berkompromi untuk memperbaiki interaksi kami, hari-hari berikutnya adalah uji komitmen.

Pagi ini sepulang dinas malam, saya mendapati rumah sepi. Rupanya adik sudah berangkat kuliah. Saya temukan kamar masih berantakan, beberapa barang masih berserakan. Jika sebelumnga bila menghadapi ini, saya akan ngomel-ngomel kenapa belum dibereskan, maka sepagi ini saya memilih saving energy untuk membereskan. Ternyata benar, 10 menit saja beres.

Menjelang maghrib, adik sudah pulang kuliah. Kami buka percakapan ringan. Berbekal mantra "intonasi dan suara ramah" nyatanya alih-alih mengungkit perihal tadi pagi. Ditambah dengan "menunjukkan empati" tentang bisnisnya yang akhir-akhir juga cukup menyita waktunya. Ah, barangkali memang tadi sedang sibuk nian. Hingga saya rasa perlu mencari 1000 alasan untuk berbaik sangka dibanding marah tanpa arah seperti sebelum-sebelumnya. Kita bangun atmosfer hangat dulu.

Esok pelan-pelan saja akan kusampaikan. Sekarang, bersabaar saja dahulu..

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Thursday, 28 March 2019

[ GAME LEVEL 1 ] Day 1, Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Bismillahirrahmanirrahiim

Setelah melalui pemanasan dalam kelas Pra Bunsay, hari ini adalah hari pertama menjalani tantangan. Huh hah! Excited dan menikmati keseruan karena kami dibagi dalam beberapa peer group yang lebih kecil, memungkinkan curhat dan bertukar cerita lebih intens.

Tantangan atau kita sebut ini sebagai game,  akan dilakukan dalam beberapa hari berturut2, sehingga kerasa naik kelasnya.

Tantangan games pertama sebagai permulaan ini adalah belajar ngobrol. Belajar bagaimana mengemas lalu menyampaikan pesan, kepada pasangan dan anak. Well, buat member yang belum menikah macam kelas kami ini, teknik ini bisa diterapkan pula ke anggota keluarga yang lain. Karena ngobrol yang baik itu kan dimulai dari orang terdekat.

Problem komunikasi saya dulunya adalah seputar pilihan kata dan intonasi, plus emosi. Terutama jika dalam kondisi lelah, saya kerap menggunakan kalimat majemuk yang tidak produktif dan negatif. Intonasi yang meledak bahkan ekspresi yang tak sabar. Maka tugas kali ini diubah menjadi kalimat tunggal, sederhana dan tentu saja positif. Karena kata-kata sebenanya adalah energi.

Jadi meski dalam perjalanan banyak ditemui trial and error atau forget and remember, maka semuanya adalah proses menuju perbaikan.

Dan pada adik perempuanku, hari ini dimulai dengan ku meminta maaf atas kesalahan sebelumnya lalu saling berkomitmen untuk menjadi lebih hangat dengan emosi yang membangun tanpa harus bersitegang seperti sebelumnya. Dibalasnya dengan kata yang sama. Berarti kami bersepakat. Setidaknya, kami sudah memulai untuk saling berjanji  saling instropeksi diri. Untuk hari ke depan, jangan lagi pasang wajah gusar saat tiap kata kita terujar, ya Dik.

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Sunday, 25 January 2015

Mengintip Sosok Ayah

Indeks kekerenan laki-laki akan meningkat saat ia menyeka sabar anaknya yang sedang sakit, telaten menakar obat, mengaduk susu dan memastikannya steril, terjaga waspada menunggu anaknya tidur agar jarum infus tak bergeser, hingga menepuk meninabobokan pelan. Ia tenang mendoakan sang buah hati.

-Refleksi Jaga IKA

Sunday, 18 January 2015

Tuhan, Maaf

24 jam adalah jatah yang sama untuk masing-masing kita. Sebagian orang mampu menyelesaikan kewajibannya dengan sempurna, sementara yang lain tertatih mengeja tugas hingga batas waktu. Yang tertatih inilah mereka yang keluar tergesa dari pagi dan tumbang di malam harinya. Aktivitas padat, mengerjakan ini dan itu. Tapi rasanya masih saja tak kunjung selesai.
—-
Tuhan, maaf kami sedang sibuk. Mengejar dunia dan melupakan-Mu. Shalat kami lalai dan terseok di akhir waktu. Ngaji apalagi, hilang di memori kapan membacanya terakhir kali. Yang kami ingat hanya jadwal padat sedari mata baru saja terjaga pagi. Selalu saja pada akhirnya, kami lelah mengejar dunia. Yang tak sudah-sudah. Apa mungkin, ini tandanya berkurang berkah?
—-
Ah, na’udzubillah.

Sunday, 23 November 2014

Jembatan Memahami

Inti dari sebuah komunikasi adalah antar pihak saling memahami. Perihal bahasa nomor sekian lah ya.

Nah makanya, kalau kita melihat ekspresi orang tua, saudara atau teman dengan berupa-rupa garis muka, identifikasi segera. Apa itu pertanda itu ceria atau full beban, mungkin itu salah satu caranya berkomunikasi dengan ngasih semangat atau minta disemangati. Dia ga perlu berteriak dulu kan supaya kita paham, hehe.

Intinya belajar peka. Susah ya? Heem.

#cmiiw