Saturday 19 March 2011

Nakatomi-san, daijoubu?


Sudah seminggu lebih sehari peristiwa itu terjadi..
Tepat 11 Maret 2011 yang lalu, tsunami menghantam negeri Sakura dan meluluhlantakkan bagian timur pulau Honshu...


Jadilah aku langsung teringat host family-ku di Jepang, Nakatomi's. Dua hari homestay sudah cukup membuat kami seperti keluarga yang akhirnya membuat kami saling menagis haru saat perpisahan Juli 2009 silam. Okasan (mother) dan otosan (father) -begitulah aku memanggil kedua orangtua angkatku-, hanya tinggal berdua di rumah mereka di Hakodate si kota cumi-cumi, Hokkaido (pulau di utara Jepang... Nah, pulau Honshu itu letaknya di selatan Hokkaido). Sedangkan satu-satunya putra mereka tinggal dengan istri dan anaknya di rumah yang lain. Mereka tak bisa berbahasa Inggris, namun amat fasih berbahasa Jepang dan Cina. Itu alasannya, saat home stay komunikasi di antara kami menggunakan bahasa tarzan, gambar, mimik wajah dan satu-satu mengeja bahasa Inggris. Hmm..


Lalu pada September 2009, gempa besar mengguncang Padang. Sebagian besar kotaku hancur seketika (hingga kini, Padang masih berbenah diri membangun kotanya). Dan beberapa hari setelah itu, okasan mengirimiku surat. Isinya singkat, berbahasa Indonesia (dengan kata-kata yang diconteknya dari buku saku Indonesia-Jepang, dengan susunan grammar bahasa Indonesia yang agak berantakan, hehe). Okasan bilang, "tidak apa-apa? hati-hati". ---Terharu :') mereka masih ingat aku...--

Tapi sampai sekarang, aku masih belum bertanya kabar mereka. Ingin sekali menelfon dan mengirim email ke okasan dan otosan. Tapi entah kenapa selalu aja lupa dilindas kesibukan kuliah.. (Hontou ni gomennasai..)

POKOKNYA,
Senin depan harus KIRIM SURAT. Insya Allah

私はあなたたち欠場 :)

No comments:

Post a Comment