Kita hanya terpaut satu tahun, dari dulu dibesarkan bersama. Dan sejak lulus SMP
jadi setingkat di jenjang pendidikan. Sekarang di dunia perkuliahan, berjarak di ujung dua kota di Pulau Jawa, terpisah antara Bandung dan Malang raya (aseeek)...
Well, kami berdua adalah..
Yang sama-sama tak berkesudahan dalam pertengkaran masa kecil dan akhirnya nangis setelah dimarahi ayah. Yang jadi teman manjat pohon ceri dan bikin tenda di belakang rumah. Yang menjadi kompetitor oke untuk belajar dan lomba. Yang menjadi saudara di mana saja, tapi jadi saingan di tempat lomba. Yang selalu bareng waktu ngisi aplikasi-setiap seleksi chapter-sampe home interview-dan akhirnya kita benar-benar ke negara itu, meski dengan jalur dan waktu yang berbeda. Yang sama-sama menyukai bahasa Jepang dan menggambar. Yang tukaran buku paket pelajaran. Yang waktu jaman sekolah, setia nemenin di warnet kalau harus ngerjain tugas malam-malam. Yang meski protes, tapi selalu siap antar jemput sodara-sodara perempuannya. Yang kalau sama adik perempuannya, berulangkali bagaluik sampai nangih. Yang jadi tempat sharing mencocokkan jawaban UAN tiap hari sepulang ujian. Yang jadi rekan mecahin soal Matematika yang ga ngerti. Yang sering diam kalau dipaksa curhat. Yang sering disangka kakakku gara-gara tinggi banget (terang aja Paski Daerah). Yang ngingetin kalau aku harus bisa tugasnya para ibu. Yang jadi the only man di rumah kalau ayah lagi dinas di luar kota. Yang ngacak-ngacak rambuk adik sambil bilang, "Udah bisa apa ilda?". Yang dengan segala hal... memang seperti itulah ia.
Yang sama-sama tak berkesudahan dalam pertengkaran masa kecil dan akhirnya nangis setelah dimarahi ayah. Yang jadi teman manjat pohon ceri dan bikin tenda di belakang rumah. Yang menjadi kompetitor oke untuk belajar dan lomba. Yang menjadi saudara di mana saja, tapi jadi saingan di tempat lomba. Yang selalu bareng waktu ngisi aplikasi-setiap seleksi chapter-sampe home interview-dan akhirnya kita benar-benar ke negara itu, meski dengan jalur dan waktu yang berbeda. Yang sama-sama menyukai bahasa Jepang dan menggambar. Yang tukaran buku paket pelajaran. Yang waktu jaman sekolah, setia nemenin di warnet kalau harus ngerjain tugas malam-malam. Yang meski protes, tapi selalu siap antar jemput sodara-sodara perempuannya. Yang kalau sama adik perempuannya, berulangkali bagaluik sampai nangih. Yang jadi tempat sharing mencocokkan jawaban UAN tiap hari sepulang ujian. Yang jadi rekan mecahin soal Matematika yang ga ngerti. Yang sering diam kalau dipaksa curhat. Yang sering disangka kakakku gara-gara tinggi banget (terang aja Paski Daerah). Yang ngingetin kalau aku harus bisa tugasnya para ibu. Yang jadi the only man di rumah kalau ayah lagi dinas di luar kota. Yang ngacak-ngacak rambuk adik sambil bilang, "Udah bisa apa ilda?". Yang dengan segala hal... memang seperti itulah ia.
Ia memang jarang telfon, sms, atau bertanya kabar di dunia maya.
Sekalinya cuma bilang "hmm, ya, nggak". Bukan tak peduli, karena
ia akan jadi orang pertama yang bilang "Selamat Ulang Tahun
ayang", atau bertanya "Kapan pulang?"
NB: saudara laki-laki emang gengsian, tapi ia selalu perhatian :p
No comments:
Post a Comment