Rasanya cepat sekali *edisi melow, haha*
Sejak dua minggu yang lalu kita bersepuluh dalam tim Physician Leadership, belajar banyak. It's meaning!
Ingat-ingat... Bersama dosen pengampu kita yang super mengkaji leading a change, diskusi kasus teori kepribadian, menganalisa pidato pemimpin (mulai dari Bung Tomo, Bung Karno, Aa Gym, Mario Teguh, Steve Job, daaaan lainnya). Lanjut praktik pidato, dan asiknya saling memberi masukan tentang gaya pembawaan masing-masing. Kita beda, muda, berbahaya. Wuih.. Peran dokter juga sebagai pemimpin, yang mau ga mau harus bisa menggugah dan mengubah orang-orang yang dipimpinnya.
Pekan kedua, dilanjutkan menganalisa budaya organisasi kesehatan. Dan dan daaan... Kita observasi langsung ke Rumah Sakit Prima Husada. Alhasil karena letaknya di Singosari kita harus berangkat pagi-pagi banget karena harus ikur morning report. Intinya, seharian ini dapat begitu banyak hikmah dan pembelajaran. Ada hal yang menginspirasi banget di RS ini, yakni keterbatasan akan memaksamu menjadi pribadi yang kreatif. Jadi
jangan ngeluh sampai kita berusaha dahulu, seperti kalimat yang sering
kita dengar kemaren lusa dari Bu Endang Sadi “cari solusi sampe kejedot tembok, dan berdarah-darah”..
Kalau hanya menunggu semua fasilitas tersedia dulu untuk bergerak, ah itu nggak keren! ;)
(lain kali semoga ada kesempatan buat sharing tentang culture organisasi RSPH, insya Allah)
Big thanks buat dr. Arief yang oke (membuat setiap hari berasa motivation training, dan hari ini sukses membuat mata saya berkaca-kaca karena memorable closing-nya tentang cinta dan kepemimpinan ayah), Pita yang menenangkan (pidatomu keren buk dan bisa-bisanya bilang ga siap tampil waktu itu. Oya, jangan salah kucing jadi ayam lagi ya, Pit..hehe), Sanca yang super kocak (cocok banget dah buat stand up comedy, imajinai tingkat tinggi tentang lapisan ozon sebesar pulau Afrika yang mengancam bumi kalau ada meteor jatuh), Hans yang bijak (Tenaaaang, dan sejak balik dari RSPH berniat mencari pasangan hidup yang tepat), Alex yang berapi-api (let it down bro), Mada yang ga kalah berapi-api (trims udah rajin nyiapin absensi), Ricky (ckckk, dasar pembalap. Siap setir 7 menit ke Singosari dan alhasil Hans menolak semobil lagi sama orang yang satu ini), Faiq yang kalem (ga pernah marah, paling rajin kalau wawancara), Rudi yang exciting banget, Wahyu yang tenang penuh pengorbanan. Senang melewati dua minggu ini bersama kalian semua :)
nb: Siap-siap ujian MKDI Mata besok, nona! Oya, semester depan enaknya ambil elektif apa ya? Hmm.
Thursday, 31 May 2012
Monday, 28 May 2012
kontemplasi
Tidak ada evaluasi yang paling mujarab terhadap suatu kesalahan dibanding menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu. Korelasikan secara lurus antara kesalahan dengan dampak yang kita rasakan. Karena segala sesuatunya adalah sebab-akibat, kawan!
Saturday, 26 May 2012
diferensiasi
Tidak ada metode dakwah yang paling baik, maka berdakwalah sesuai tempatnya. Kata Uda Yusuf Gamais ITB, harus ada diferensiasi dalam produk, pelayanan, personal, media dan citra.
Syiar manis dan harmonis.
Rindu warna-warni nuansa Rohis :)
#ba'da ikut PMLDK at UB
Syiar manis dan harmonis.
Rindu warna-warni nuansa Rohis :)
#ba'da ikut PMLDK at UB
saat menggenapkan
Sudah siapkah engkau bila ada pertanyaan kapan menikah? Ehm. Menikah muda, adalah bukan soal ketergesaan tapi menyegerakan. Wallahu 'alam Dia akan hadirkan kapan, tapi sekarang adalah masanya mempersiapkan ke arah sana. Sebaik-baiknya. Untuk peran-peran yang akan semakin bertambah. Menjadi ummu madrasah.
"Aku bukan tidak sabar, hanya tidak ingin menanti., kerana berani memutuskan adalah juga kesabaran, kerana terkadang penantian, membuka pintu-pintu syaithan." Dan saya sepakat dengan kata Salim A. Fillah.
"Aku bukan tidak sabar, hanya tidak ingin menanti., kerana berani memutuskan adalah juga kesabaran, kerana terkadang penantian, membuka pintu-pintu syaithan." Dan saya sepakat dengan kata Salim A. Fillah.
Wednesday, 23 May 2012
satu, tinggi
Menengadah mencari garis batas yang tak kunjung
kutemukan.
Jauh.
Dan kata Maha hanya menyujud pada-Mu
satu.
Melangit lagi.
Mencari cinta tertinggi.
Tapi janji-Mu dekat,
melebihi urat nadi.
kutemukan.
Jauh.
Dan kata Maha hanya menyujud pada-Mu
satu.
Melangit lagi.
Mencari cinta tertinggi.
Tapi janji-Mu dekat,
melebihi urat nadi.
Tentang Nikmat
Seringkali saat suatu nikmat lepas, di saat itu baru kita menyadari keberadaannya. Contoh simpel dan memang saya alami, nikmatnya berkomunikasi dengan HP baru saya sadari waktu HP hilang tiba-tiba (yang alhamdulillah ditemukan orang dan dikembalikan) atau tentang nikmatnya menggunakan laptop terasa waktu LCD rusak dan untuk sementara waktu harus di service (padahal 2 hari berikutnya mau ujian blok)
Atau pernahkah kita sejenak merasakan. Bagaimana segelas air putih dingin terasa begitu menyegarkan dan subhanallah banget saat diminum sehabis jalan kaki 500 meter pulang kuliah jam 12 siang ga pake payung plus bawa tas yang berat banget... Wuih, segaaaar!
Mungkin begitu pula cara Allah menyadarkan kita akan begitu banyak limpahan karunia-Nya. Saat ditimpa masalah, bukan berarti Dia tidak sayang, hanya agar membuat kita meerasakan dengan lebih menyenangkan.
Bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang adalah kunci kebahagiaan. Just simple.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?" (QS Ar Rahman: 55)
Atau pernahkah kita sejenak merasakan. Bagaimana segelas air putih dingin terasa begitu menyegarkan dan subhanallah banget saat diminum sehabis jalan kaki 500 meter pulang kuliah jam 12 siang ga pake payung plus bawa tas yang berat banget... Wuih, segaaaar!
Mungkin begitu pula cara Allah menyadarkan kita akan begitu banyak limpahan karunia-Nya. Saat ditimpa masalah, bukan berarti Dia tidak sayang, hanya agar membuat kita meerasakan dengan lebih menyenangkan.
Bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang adalah kunci kebahagiaan. Just simple.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?" (QS Ar Rahman: 55)
Tuesday, 22 May 2012
Bu, sejenak aku ingin mendekapmu
Entahlah, dua bulan terakhir kali ini saya diiputi awan hitam. Resah, kata orang sekarang. Mengapa? Entahlah. Dan saya tidak menyukai situasi ini. For sure.
Jenuh. Mungkin ini jawabannya saat saya menghadapi kuliah, organisasi dan kegiatan lainnya.
Saat-saat seperti inilah, aku ingin sejenak pulang. Memeluk, mendekap aroma tubuh ibu. Menangis sejadi-jadinya, meluapkan segala, menyerap energi dari suara nasehatnya. Memang ibu akan bertanya. Ia paling mengerti soal ini.
Lagi, ibu aku rindu..
Jenuh. Mungkin ini jawabannya saat saya menghadapi kuliah, organisasi dan kegiatan lainnya.
Saat-saat seperti inilah, aku ingin sejenak pulang. Memeluk, mendekap aroma tubuh ibu. Menangis sejadi-jadinya, meluapkan segala, menyerap energi dari suara nasehatnya. Memang ibu akan bertanya. Ia paling mengerti soal ini.
Lagi, ibu aku rindu..
Saturday, 19 May 2012
Memang seperti itu :)
Kita hanya terpaut satu tahun, dari dulu dibesarkan bersama. Dan sejak lulus SMP
jadi setingkat di jenjang pendidikan. Sekarang di dunia perkuliahan, berjarak di ujung dua kota di Pulau Jawa, terpisah antara Bandung dan Malang raya (aseeek)...
Well, kami berdua adalah..
Yang sama-sama tak berkesudahan dalam pertengkaran masa kecil dan akhirnya nangis setelah dimarahi ayah. Yang jadi teman manjat pohon ceri dan bikin tenda di belakang rumah. Yang menjadi kompetitor oke untuk belajar dan lomba. Yang menjadi saudara di mana saja, tapi jadi saingan di tempat lomba. Yang selalu bareng waktu ngisi aplikasi-setiap seleksi chapter-sampe home interview-dan akhirnya kita benar-benar ke negara itu, meski dengan jalur dan waktu yang berbeda. Yang sama-sama menyukai bahasa Jepang dan menggambar. Yang tukaran buku paket pelajaran. Yang waktu jaman sekolah, setia nemenin di warnet kalau harus ngerjain tugas malam-malam. Yang meski protes, tapi selalu siap antar jemput sodara-sodara perempuannya. Yang kalau sama adik perempuannya, berulangkali bagaluik sampai nangih. Yang jadi tempat sharing mencocokkan jawaban UAN tiap hari sepulang ujian. Yang jadi rekan mecahin soal Matematika yang ga ngerti. Yang sering diam kalau dipaksa curhat. Yang sering disangka kakakku gara-gara tinggi banget (terang aja Paski Daerah). Yang ngingetin kalau aku harus bisa tugasnya para ibu. Yang jadi the only man di rumah kalau ayah lagi dinas di luar kota. Yang ngacak-ngacak rambuk adik sambil bilang, "Udah bisa apa ilda?". Yang dengan segala hal... memang seperti itulah ia.
Yang sama-sama tak berkesudahan dalam pertengkaran masa kecil dan akhirnya nangis setelah dimarahi ayah. Yang jadi teman manjat pohon ceri dan bikin tenda di belakang rumah. Yang menjadi kompetitor oke untuk belajar dan lomba. Yang menjadi saudara di mana saja, tapi jadi saingan di tempat lomba. Yang selalu bareng waktu ngisi aplikasi-setiap seleksi chapter-sampe home interview-dan akhirnya kita benar-benar ke negara itu, meski dengan jalur dan waktu yang berbeda. Yang sama-sama menyukai bahasa Jepang dan menggambar. Yang tukaran buku paket pelajaran. Yang waktu jaman sekolah, setia nemenin di warnet kalau harus ngerjain tugas malam-malam. Yang meski protes, tapi selalu siap antar jemput sodara-sodara perempuannya. Yang kalau sama adik perempuannya, berulangkali bagaluik sampai nangih. Yang jadi tempat sharing mencocokkan jawaban UAN tiap hari sepulang ujian. Yang jadi rekan mecahin soal Matematika yang ga ngerti. Yang sering diam kalau dipaksa curhat. Yang sering disangka kakakku gara-gara tinggi banget (terang aja Paski Daerah). Yang ngingetin kalau aku harus bisa tugasnya para ibu. Yang jadi the only man di rumah kalau ayah lagi dinas di luar kota. Yang ngacak-ngacak rambuk adik sambil bilang, "Udah bisa apa ilda?". Yang dengan segala hal... memang seperti itulah ia.
Ia memang jarang telfon, sms, atau bertanya kabar di dunia maya.
Sekalinya cuma bilang "hmm, ya, nggak". Bukan tak peduli, karena
ia akan jadi orang pertama yang bilang "Selamat Ulang Tahun
ayang", atau bertanya "Kapan pulang?"
NB: saudara laki-laki emang gengsian, tapi ia selalu perhatian :p
Tuesday, 8 May 2012
Masih
Mungkin salah.
Tapi setidaknya aku memastikan diri sedang belajar mencari arah, bukan diam di perhentian.
Semoga ia selalu mengacu pada gravitasi langit, satu hanya menuju-Mu.
Friday, 4 May 2012
Futur
(Episode sekarat)
Sudah bercumbu subuh lagi
Padahal belum ku tatap malam-Mu lekat
Terlalu sebentar.
Dalam kerinduan yang terjerembab di emperan
Sedang aku masih menghitung jumlah rakaat yang
tak lengkap.
Mengais gugu, mencari syukur.
---
Iman,
Yang tak kunjung sempurna.
Setia masa lalu yang berkarat
Harus aku sudahi dengan kemestian.
Sebab terlanjur lama ia dibiarkan
Berkelung kefakiran.
Malang –pada sebuah teras pagi, 5 Mei 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)