Tuesday, 30 April 2013
Ber-prasangka
Saya sepakat tentang Khusnudzan.
Mari mencari tujuh ratus alasan untuk berbaik sangka pada saudara kita. Bila sudah temukan tujuh ratus dan itu masih kurang, cari lagi tujuh ratus alasan lainnya. Begitulah, karena saudara itu terlalu berharga untuk diprasangkai.
Tapi, alangkah bijak diri kita selaku saudara dengan tiada memberi celah pada orang lain tuk memprasangkai diri kita. Jelaskan, konfirmasikan. Karena menghilang tanpa kabar bukan bagian dari jawaban.
Mari mencari tujuh ratus alasan untuk berbaik sangka pada saudara kita. Bila sudah temukan tujuh ratus dan itu masih kurang, cari lagi tujuh ratus alasan lainnya. Begitulah, karena saudara itu terlalu berharga untuk diprasangkai.
Tapi, alangkah bijak diri kita selaku saudara dengan tiada memberi celah pada orang lain tuk memprasangkai diri kita. Jelaskan, konfirmasikan. Karena menghilang tanpa kabar bukan bagian dari jawaban.
Monday, 29 April 2013
Kita Masih Muda
Siapa bilang kita sudah tua?
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”
QS Al Kahfi: 13
Wednesday, 17 April 2013
Monday, 15 April 2013
Surat
Sore kemaren, tiba-tiba handphone berdering. Satu sms masuk. Ah,
dari ibu. Spontan saya langsung klik open
dan membaca pesan dari wanita penuh cinta itu.
Jadi ceritanya di lingkar halaqah (mentoring, pembinaan pekanan. red) saya bulan lalu membahas materi tentang peran wanita, tak terlepas menjadi ummu madrasah (ibu sebagai pendidik dan sekolah bagi anak). Di akhir materi, Murabbi (mentor/ pembina) saya pun meminta kami menulis surat cinta pada Ibu dalam sepuluh menit *serius! pake timer*. Surat kemudian dilipat origami jadi bentuk hati, ditulis alamat hingga akhirnya Murabbi saya benar-benar mengirimkannya.
Yap. Pemberitahuan dari ibu kalau
ayah baru mengirimi saya pulsa, hehe. Disambung kalimat selanjutnya…
“Kemaren surat tanggal 23 Maret baru ibu terima, bener dari Ayang?
Masuk ke selokan Yang, tapi setelah dicuci dikeringkan dan dirangkai baru
kebaca jelas. Jadi terharu Yang”
Oke, surat saya memang masuk
selokan. Tapi yang penting, bikin ibu terharu jauh membuat saya jadi lebih
terharu. Hwaaa >_<
---
Jadi ceritanya di lingkar halaqah (mentoring, pembinaan pekanan. red) saya bulan lalu membahas materi tentang peran wanita, tak terlepas menjadi ummu madrasah (ibu sebagai pendidik dan sekolah bagi anak). Di akhir materi, Murabbi (mentor/ pembina) saya pun meminta kami menulis surat cinta pada Ibu dalam sepuluh menit *serius! pake timer*. Surat kemudian dilipat origami jadi bentuk hati, ditulis alamat hingga akhirnya Murabbi saya benar-benar mengirimkannya.
Dan begitulah. Akhirnya ibu menerima
surat itu.
Apa isinya? Ah, ini rahasia ibu
dan gadis sulungnya :p
Sunday, 14 April 2013
Kalau Engkau Cinta
Kalau engkau sudah cinta, maka apa yang engkau berikan bukanlah pengorbanan. Tapi memang yang selayaknya diberikan. Kalau engkau mencintai ibu dan ayahmu, lelah dan peluhmu bukan pengorbananmu, tapi itu karena cintamu.
Nah, bersemangat yeah!
Nah, bersemangat yeah!
Friday, 12 April 2013
More than
Dear myself, you know that she’s really come!
Not just giving a book and a bundle of question-try out.
More than that, she comes with a bunch of spirit and delivers it to me. She
told me everything. Her activity, the hectic sensation of medical study,
research, lecturer… But if just she did it, everything will looked interesting.
Surely, she has also said that I CAN, then hugged me.
Yeah, sisterhood is sweet. You may not be able stay along in
her side, but your smile and advice means everything.
;’)
NB:
big thanks for Mba Nofi Nurina. Maaf karena saya
membuatnya repot mengantar slide dan soal Tropmed ke rumah malam-malam, padahal
beliau baru saja pulang menjenguk dosen yang habis sakit, dr.Loeki. Beliau
begitu tulus, dan saya merasakannya. “Semangat!”, katanya untuk ujian Tropical
Medicine saya esok hari. Bismillah.
Wednesday, 10 April 2013
Makan
Jadi ceritanya saya sedang berjalan melewati kantin untuk menuju ruang kuliah selanjutnya. Sambil istirahat sejenak, menemani teman yang hendak fotokopi.
Tiba-tiba terlintas seorang teman dari Malaysia sedang berdiri dikerumuni teman-temannya yang lain, ia hendak makan sepotong pisang cokelat. Nampaknya nikmaaat sekali. Saat hampir saja si pisang cokelat menyentuh mulutnya, sejenak dia diam. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Berhenti, dan ngeloyor bilang "Eh, tak elok makan sambil berdiri", lalu menggeret temannya mencari tempat duduk.
Haha. Saya tersenyum dan tersadar, amanah penting dari ilmu itu ya.. diaplikasikan :p
(TIRMIDZI – 1800) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sa’id bin Arubah dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang seseorang minum dalam keadaan berdiri. Kemudian ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Terlebih lagi dalam makan.” Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.
Anak Prajurit
“Menyerah itu bukan
gaya hidup anak TNI”
---
Tertawa saya membaca kalimat yang satu ini di Display
Picture salah seorang teman jejaring sosial. Ah, lucu saja menyadarinya.
Ya, menjadi anak dari seorang prajurit negara itu
Subhanallah banget. Disiplin dan atmosfernya terasa sekali. Tegas, disiplin
serta sedikit otoriter. Haha. Tapi seiring waktu dan bertambah dewasa
anak-anaknya, ayah bertransformasi menjadi pemimpin keluarga yang sangat
demokratis.
Sekarang, kalau lelah menerpa atau rasanya ingiiiin saja
lari dari masaah.. Hmm, ingat lagi kalau ayah ga pernah ngajarin dan
mendidik anak-anaknya dengan sikap seperti itu. Jadi, menyerah itu ga ada di dalam kamus hidup kita dan
saya tak pernah dibesarkan dengan sifat itu.
Jadi, lagi-lagi saya mesti menyemangati diri… Maju terus! *go go Fildzah* \m/
Tuesday, 9 April 2013
Maju
Riak yang menawan tak cukup
Meski kau usir dia dari gelombangnya
Ia tetap cinta
Dan menyambanginya sama saja kau kehilangan arah
Kembang melurku
Karena kemanjaannya pada gerimis
Hanya untuk menyimpan musim
Yang sobek dan buram
Setelah kecemburuan mereka bunuh di lorong-lorong
Menelan mimpi
Mengidam pijar kemusnahan
Pada peradaban telah ia janjikan
Menjemput takdir ksatria mereka
Apapun yang terjadi
Berjuang adalah pilihan
Malang, 22 Maret 2013
Friday, 5 April 2013
pada diri
"Duhai diri,
manakala engkau berjanji maka kewajibanmu selanjutnya adalah menepatinya."
untuk semua pihak yang terkait, mohon maaf untuk salah saya selama ini. Ingatkan saya, karena masih belajar
#tampardirisendiri
Astaghfirullah
Thursday, 4 April 2013
pujian itu...
Kata ustadz Salim,
Ingatlah pujian itu seperti parfum. Memang harum, tapi ingat ia parfum. Boleh dihirup namun jangan diminum. Karena boleh jadi ia justru menjadi racun.Nah, subhanallah banget yak?
Wednesday, 3 April 2013
Biarkan
Biar baitmu saja yang berbahasa
Dan untai syairmu bersuara
Lalu kau cukup diam
Karena kadang ia lebih lantang
Ya,
Nantikan saja dengan tenang
Malang, 4 April 2013
oh
Hari Minggu lalu dapet kenalan baru,
A : Oh ini yang namanya mba Fildzah
Saya : eh, iya mba.. Ada apa ya? *bingung*
A : Saya sering blogwalking loh ke blog mu, kok udah jarang posting?
Saya : *tidak menyangka* ah hmm, iya nih mba *miris juga menyadari posting saya hanya 1, masing-masing di bulan Februari dan Maret*
Saya bersiap nulis lagi kok mba *sambil senyum*
Oke, Laksanakan!
#ambilikatkepala
A : Oh ini yang namanya mba Fildzah
Saya : eh, iya mba.. Ada apa ya? *bingung*
A : Saya sering blogwalking loh ke blog mu, kok udah jarang posting?
Saya : *tidak menyangka* ah hmm, iya nih mba *miris juga menyadari posting saya hanya 1, masing-masing di bulan Februari dan Maret*
Saya bersiap nulis lagi kok mba *sambil senyum*
Oke, Laksanakan!
#ambilikatkepala
Selamat!
Selamat atas yudisium kakak-kakak Pendidikan Dokter 2009 FKUB sebagai Sarjana Kedokteran hari ini. Semoga ilmunya berkah dan full manfaat dan kelak menjadi sokter yang hebat.
dan,
bersiap menempuh dunia koass :)
#KamiMenyusulTahunDepan insya Allah
Monday, 1 April 2013
Bahagia itu milik siapa?
milik hati yang bersyukur :)
---
Jika hanya mengejar dunia, entah sampai kapan ujungnya?
Maka mulai dari sini, dari hati yang senantiasa
Berdzikir dalam untai syukur tiada akhir
Subscribe to:
Posts (Atom)