Fuuuuhh *tiup debu, sudah lama rasanya ga otak atik laci notes
Baiklah, kali ini kita akan bicara tentang sebuah sajak Minang (kampung halaman saya niii, efek ga pulkam menjadikan semua yang berhubungan dengan kampung halaman membuat saya bergeming *eaa)
Lanjut!
Begini bunyinya..
Taimpik niyo di ateh, takuruang niyo di lua(Kalau terhimpit maunya di atas, kalau terkurung maunya di luar)
Taimpik niyo di ateh, takuruang niyo di lua(Kalau terhimpit maunya di atas, kalau terkurung maunya di luar)
Mungkin anda berpikir, seenaknya banget sih. Ini pepatah kok kayak ngajarin buat ambil enaknya aja, yang susah-susah ga lah ya, oportunis, atau pendapat-pendapat yang lain..
Kalau dalam redaksi pikiran saya, bukan seperti itu, Ini hanya tentang sudut pandang teman, Pesan agar tidak selalu terpaku pada keadaan. Ada kalanya kita menghadapi suatu keadaan yang menurut kita tidak baik, yang acapkali dinamakan sebagai “Masalah” ini membuat kita lesu, sedih, kehilangan spirit, marah. Bahkan mungkin sampe teriak “Oh tidak, duniaku berakhir!” atau… “Problems, you’re kinda of Dementor!!!! Take the happy breathe in my life!”. -_____-“ Sehingga reaksi umum dalam menghadapinya menjadi cenderung tidak terima, menolak, reaktif dan kadang menggugat (kepada siapa? Wah saya tidak tahu)
Dan akhirnya kita akan merasa terkekang, tidak berdaya, terhimpit, terjepit, dan terkurung…
Ada kalanya memang… Sesedih, sesulit, sesakit, seterjatuh, semerintih, sempoyongan, seterhimpit, segelap, seterkurung, semeronta, serta sesegala yang membuat kita mengibar bendera putih dan menjadi setakluk itu pada sesuatu yang bernama masalah. Semua akan jauh jadi lebih baik jika kita melihat dan merasa dengan cara yang berbeda. Lihat sisi baiknya.
Bagaimana kalau kita keluar dari keterpakuan terhadap keadaan ini. Desain perasaan menjadi lebih bahagia, katakan.
“Saya ‘di atas’ masalah, saya akan mencari tahu sebabnya dan mengatasinya segera, sehingga saya tak perlu menjerit karena terhimpit. Dan saya tak perlu meronta karena terkurung jeruji peroblema.”
“Saya ‘di atas’ masalah, saya akan mencari tahu sebabnya dan mengatasinya segera, sehingga saya tak perlu menjerit karena terhimpit. Dan saya tak perlu meronta karena terkurung jeruji peroblema.”
Sehingga bagaimanapun keadaannya, kita tetap bahagia. Siapa bilang terhimpit itu selalu berat dan terkurung itu gelap.
Bagaimana sudut pandang anda (terhadap masalah atau terhadap sajak di atas), saya tidak menyalahkan.
Bagaimana sudut pandang anda (terhadap masalah atau terhadap sajak di atas), saya tidak menyalahkan.
Saya hanya berbagi tentang apa yang saya pikirkan.
#senyum lepas :)
di ruang juang
No comments:
Post a Comment