Belakangan ini saya sedang berada dalam lingkungan orang-orang yang sedang menghadapi fase tekanan kerja yang tinggi. Maka konflik amat rentan terjadi. Kalimat yang terlontar bisa rupa-rupa. Mulai biasa, semangat, saran atau kritik.
Hmm, menurut saya lebih baik kita mengurangi tendensi "menyalahkan". Bukankah urgensi kritik itu MEMBANGUN, bukan melemahkan? Sedikit banyak kritik akan mempengaruhi psikis masing-masing pribadi dalam lingkungan itu. Kalau memang untuk membangun, sampaikan kritik tersebut ke divisi/ personal yg terkait supaya tepat sasaran. Karena terkadang, kritik itu akan membuka aib dan itu tidak mengenakkan.
Kini kita saling "memanaskan" kerja. Jadi mari saling melapangkan dada saat mengkritik dan dikritik. Semoga ada semangat untuk saling menghebatkan ya :)
Salam cinta,
Fildzah Amalya
No comments:
Post a Comment