Sunday, 23 November 2014

Jembatan Memahami

Inti dari sebuah komunikasi adalah antar pihak saling memahami. Perihal bahasa nomor sekian lah ya.

Nah makanya, kalau kita melihat ekspresi orang tua, saudara atau teman dengan berupa-rupa garis muka, identifikasi segera. Apa itu pertanda itu ceria atau full beban, mungkin itu salah satu caranya berkomunikasi dengan ngasih semangat atau minta disemangati. Dia ga perlu berteriak dulu kan supaya kita paham, hehe.

Intinya belajar peka. Susah ya? Heem.

#cmiiw

Perihal Kritik

Belakangan ini saya sedang berada dalam lingkungan orang-orang yang sedang menghadapi fase tekanan kerja yang tinggi. Maka konflik amat rentan terjadi. Kalimat yang terlontar bisa rupa-rupa. Mulai biasa, semangat, saran atau kritik.

Hmm, menurut saya lebih baik kita mengurangi tendensi "menyalahkan". Bukankah urgensi kritik itu MEMBANGUN, bukan melemahkan? Sedikit banyak kritik akan mempengaruhi psikis masing-masing pribadi dalam lingkungan itu. Kalau memang untuk membangun, sampaikan kritik tersebut ke divisi/ personal yg terkait supaya tepat sasaran. Karena terkadang, kritik itu akan membuka aib dan itu tidak mengenakkan.

Kini kita saling "memanaskan" kerja. Jadi mari saling melapangkan dada saat mengkritik dan dikritik. Semoga ada semangat untuk saling menghebatkan ya :)

Salam cinta,
Fildzah Amalya

Wednesday, 19 November 2014

(ber)Siap

Jangan beranjak bila hanya secuil yang membuat yakinmu terserak
karena seringkali yakin dan pahamnya kita karena dibangun
melalui proses panjang berhari-hari berbulan atau bertahun

terhenyak sejenak dan bergerak sajalah
biar Allah yang arahkan jalan kita

Berangkat lah.