Seperti
sepotong bulan pualam
Menawan
di tengah irama malam.
Menggamit tanganmu ibu,
Ada diorama yang terjelma
Hangat dari sekedar unggun yang menyala
Merinduimu Ibu,
Seperti
pasir gurun menanti rintik
Atau
matahari menunggu pagi.
Mencintaimu ibu,
Seperti
pantai mencintai ombak
Menerjang
dalam dada berbuncah
Hingga
rona warna cinta pekat sudah.
Mengenangmu ibu,
Mengenang
Tuhan dalam asma-Nya
Di
dalamnya aku terengkuh dan terjaga
Sebelum
menatap warna bernama dunia
Berbakti padamu ibu,
Membangun
istana di negeri penuh bunga
Maka
dosalah aku
Bila
tak kutemui surga
Di
bawah telapak kakimu.
Di teras kota gigil, 20 Desember
2013
Untuk wanita perkasa yang
melahirkan banyak matahari
Hingga matahari kini tak sendiri…
No comments:
Post a Comment