Wednesday, 29 August 2012

magrib ini

flu.
dan gatal rasanya di pangkal hidungku.. 
ditemani semangkuk bubur kacang hijau,

ayo segera selesaikan.
Setelah itu, beristirahatlah sejenak untuk mengembalikan kekuatanmu :)

untuk yang gundah...


Sebuah tulisan sederhana nan menggugah, Tere Liye...

#1

Jika semua orang menyukai kita, maka itu tidak selalu kabar baik. Jangan-jangan selama ini kita selalu memakai topeng untuk menyenangkan semua orang. Jangan berkecil hati jika ada yang membenci kita, pastikan saja jangan habiskan waktu menanggapi mereka. 

#2 berakhlak mulia itu...

berakhlak mulia itu boleh jadi sama saja dengan membiarkan orang lain berprasangka buruk, membenci, bahkan memfitnah Anda, sedangkan Anda sendiri selalu berusaha berprasangka baik, menyayangi, bahkan menyanjung orang lain..

berakhlak mulia itu boleh jadi membuat Anda senantiasa tergugu, sakit, sesak, menangis dalam hati hanya demi benar2 menjaga agar pikiran, lisan, bahka
n perbuatan tidak menyakiti orang lain.. sedangkan orang lain boleh jadi seperti air di daun talas, becek mulutnya, becek jemarinya mengetik tidak terbendung..

berakhlak mulia itu bisa jadi membuat Anda berpikiran pendek, ringan hati membantu meski untuk memberikan separuh kekayaan Anda, sedangkan orang lain berpikir sepanjang langit dan bulan, berat hati menolong padahal Anda berhak menerima pertolongan itu..

berakhlak mulia itu bisa jadi membuat Anda tidak populer, dijauhi bahkan mungkin dimusuhi... sementara Anda sebenarnya tidak melakukan apa-apa selain teguh atas sesuatu yg Anda yakini kebaikannya.. sebaliknya orang2 lain boleh jd disenangi, dipuja2 sejuta umat melakukan sesuatu padahal itu sungguh sebuah keburukan..

berakhlak mulia itu boleh jadi memang tidak pernah mudah..

tapi ponakan2ku yg cantik.. adik2ku yg manis.. yakinlah.. yakinlah, berakhlak mulia itu akan ditukar dengan wajah yg bercahaya menyenangkan.. dan tahukah kalian, bahkan bayi berumur 6 bulan yg sedang menangispun bisa berhenti lantas tertawa, karena dia tahu persis siapa yang sedang menggendongnya..

*lagi2 repost dr blog lama. utk pengingat diri sendiri. silahkan di share, copy paste, jika ada manfaatnya.

Sunday, 26 August 2012

milik siapa?


Jika seorang da’i menjadi ‘milik’ umat, maka seorang dokter menjadi ‘milik’ pasien.
Apakah begitu..?
Ah ya, kita milik-Nya dan akan selalu kembali pada-Nya. Itu yang kurasa tepat adanya.
-Nofi Nurina

Subhanallah :')

Saturday, 25 August 2012

Guru


“Kita sering mengeluhkan anak-anak tidak mendapat pendidikan terbaik. Bukankah ini karena orang-orang terbaik di negara ini menolak menjadi guru?”
-Bu Efi
“Orang cenderung mengajarkan apa yang ada pada dirinya, transfer nilai dan karakter itu lebih daripada transfer ilmu. Nah kita butuh guru-guru kualitas terbaik untuk mendidik orang menjadi lebih baik, minimal menginspirasi orang seperti dirinya.”
-Mom Ita
(bercerita bersama beberapa guru SMA waktu silaturahim Rohis kemarin. YAP! Peran guru itu meaning banget)

Wednesday, 22 August 2012

namanya Rizki. Gendut, putih, delapan bulan umurnya, rambut keriting, murah senyum dan ketawa, jarang nangis marah atau rewel, bikin gemes dan ngangenin!

Friday, 17 August 2012

Lebah

Salah satu surat dalam Al Qur'an
An nahl: lebah, yang menyimpan makna kebermanfaatan untuk semua!

:)
Ini malam tarawih terakhir di Ramadhan tahun ini.
Berlalunya begitu cepat bersama gulir waktu.

Semoga Allah pertemukan kita di Ramadhan tahun depan, amiin ya Rabbal 'alamiin.

Bulan Perjuangan Bangsa Ini


Ramadhan telah menggariskan perjuangan bagi bangsa ini.
Hari ini mengingatkan pada 67 tahun silam, tepat di momen yang sama hari Jum'at kala Ramadhan, Indonesia mendeklarasikan hari merdekanya, Allahu Akbar!

istighfar

merenung.
menghitung.

menyungkur sujud,
"Subhanaka inni kuntu minadzdzaalimiin"

Thursday, 16 August 2012

Muhasabah di Penghujung Bulan Rahmat


Bismillah.
Bersama doa para malaikat, berpendarlah bulan rahmat
Fajar hingga malamnya menunduk pada Rabb sepenuh khidmat
Menyungkur sujud dalam-dalam, tanpa penat
(Padang, Ramadhan 1433 H)


Tinggal selangkah dua hari Ramadhan pergi, lalu memberi kesempatan kita untuk mengistiqamahkan diri setelah menempuh masa pelatihan selama satu bulan. Agar terbukti semangat kita bukanlah laksana ekor tikus yang semakin lama semakin hilang, atau putus.

Menemui penghujung memaksa kita untuk menghitung pencapaian. Sayyidina 'Umar bin Khattab berkata
"Hisablah dirimu sebelum dihisab", dan timbanglah sebelum ia ditimbang. Mari sejenak merenung, menghitung diri...


Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun),
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
(Firman cinta Allah, Qur'an Surat Al Mu'minuun 57-61)

Bila Ramadhan momentum bulan perbaikan, sudah sejauh mana diri kita menjadi lebih baik? Berapa banyak kebiasaan buruk yang sudah berhasil kita kurangi dan hilangkan? Dan berapa banyak amalan baik yang sukses kita tambah?

Bila Ramadhan bulan pembiasaan, apakah selama sebulan ini kita sudah terbiasa menjalankan ibadah dan aktivitas kebaikan dengan tidak berat hati atau terpaksa, hingga ia menjadi sebuah kebutuhan hati?
Mari menjadi pribadi yang senantiasa merajut kebaikan! Dimana pun dan kapan pun kita berada...


Agar Ramadhan tidak begitu saja lewat, namun tentunya meninggakan kesan mendalam tentang arti perubahan. Sehingga momentum berharga yang kita dapatkan ini menjadi pembuktian berupa keistiqamahan kita pasca Ramadhan nanti. Insya Allah

NB:
the pictures above are supported by komik muslimah 
and alhamdulillah had gotten this award, jazakillah for Ukhti Dhiba :)



Titik Pemastian

"...ini merupakan titik yang memastikan bagi gerakan Islam itu dan ia tidak akan sampai kepada kemenangan jika melupakan dakwah, melupakan pembinaan terhadap para pendukungnya melalui cahaya agama ini dan meninggalkan dakwah kepada semua manusia."

Manhaj Haraki, halaman 467

Ramadhan, pulkam euy!

Pulang ternyata memberiku masa rehat dari pergulatan kehidupan kampus.
Bukan untuk menghindari seluruhnya, tapi sejenak menghirup udara di tanah yang berbeda, menyelami aktivitas di luar yang biasa.

Pesantren ramadhan.
Ya, setidaknya itulah yang menjadi aktivitas keseharian sejak pulang ini. Menjadi instruktur, pemateri, kakak pendamping, motivator, penilai, pelatih drama dan apa pun yang bisa aku bantu di sini. Senang? Sangat. Bertemu dengan adik-adik yang usianya terbilang amat muda memberi warna tersendiri. Menyelami keceriaan yang tiada habis-habisnya. Kadang penat memang menghadapi polah mereka yang usil, jahil dan agak nyebelin. hehe.. Sambil membayangkan berkutatnya aku di pesantren ini bahkan hingga lima tahun berturut-turut.

But over all, I do happy with my activities nowadays. Kadang sempat juga berat rasanya meninggalkan kampung halaman dan rona-ronanya.

Dan dari sekian banyak undangan buka bersama, salah satu yang saya prioritaskan adalah bubar Graffiti. Bertemu wajah-wajah yang menemani tiga tahun kebersamaan putih abu-abu.

Tapi, nanti menghadapi tanah juangku kini di Malang. Sebuah kota dengan berjuta cerita.

Wednesday, 15 August 2012

posting by hp

Ngetik via handphone bikin jempol jadi gempor.
Hmm, jadi urung posting yang rada panjang --"

Tuesday, 7 August 2012

(dikira) pergi sama...

Waktu di pesawat saat perjalanan pulang ke Padang bersama adik, terjadi percakapan singkat dengan seorang nenek dan cucunya yang masih batita.

saya: Adeeek.. Siapa namanya?
si adek: (malu-malu)
nenek: Lala nte.. (sambil bujuk cucunya, lalu menoleh ke arahku). Ka Padang juo?
saya: iyo nek. Pulang kini
nenek: samo uda?
saya: eeh, indak nek.. Samo adiak
nenek: ooh..
saya: (menoleh ke kursi sebelah, berbisik) Ondeh deeel, dikiro pai jo uda a?
adik: haha, tando tu ma yang. Basiap lah lai
saya: --"

Tapi sst, dalam hati berdoa.. "Oh Allah jika iya, dekatkanlah"
:)

Sunday, 5 August 2012

remina

Berdiri di sini seperti mengingat tuijuh tahun silam.
Keberadaanku di sini Allah gariskan


Kini kami mengerti
Bahwa estafet tak boleh berhenti
Bergulir pada generasi pengganti
Agar tongkat itu tak tumbang lalu kemudian mati
Maka menyesallah
Bila kami tak meregenerasikan
Semangat itu tumbuh lagi di tengah jiwa adik-asik kami


"Hendaklah kamu khawatir meninggalkan generasi yang lemah di belakangmu, takutlah atas mereka. Maka bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang benar". (QS. 4 : 9)